Senin, 27 Agustus 2012

Israel Larang Bantuan untuk Siswa Palestina

AMMAN - Otoritas Israel menolak ratusan aktivis pro-Palestina yang ingin menyeberang dari Yordania ke Tepi Barat. Aktivis ini bermaksud untuk memberikan bantuan bagi anak-anak di Palestina.

Mereka yang ditolak termasuk di antaranya tiga aktivis asal Amerika Serikat (AS). Salah seorang penggerak kampanye "Welcome to Palestine" Olivia Zemor mengatakan, otoritas Israel tidak melontarkan pernyataan apapun terkait hal ini. Paspor mereka pun langsung dibubuhi stempel penolakan. 

Lebih lanjut Zemor menjelaskan, tujuan para aktivis tersebut tidak lain adalah untuk memberikan bantuan berupa perlengkapan sekolah bagi anak-anak Palestina, yang berada di tempat pengungsian Bethlehem. Total bantuan yang dibawa oleh para aktivis ini kabarnya mencapai satu ton.

Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Israel menjelaskan alasan di balik penolakan terhadap para aktivis tersebut. Negera Yahudi itu berdalih bahwa tindakan para aktivis itu merupakan aksi publisitas yang gagal dan penolakan yang dilakukan Israel merupakan bagian dari hak kedaulatannya.

"Tidak ada batasan apapun dalam memberikan bantuan berupa peralatan sekolah. Bila para aktivis tulus ingin membantu menyumbangkan peralatan sekolah, mereka memiliki banyak pilihan di wilayah lain yang tidak terhitung jumlahnya. Tidak ada krisis peralatan sekolah di Tepi Barat," sebut Kementerian Pertahanan Israel, seperti dikutip Associated Press, Senin (27/8/2012).

Israel bahkan mengecam aksi para aktivis tersebut dengan menyebut mereka sebagai provokator dan pengacau. Sebelumnya Israel yang mengontrol Allenby Bridge telah lebih dulu memblokade aksi serupa di bandara dekat Tel Aviv dan pelabuhan di dekat Jalur Gaza.

Zemor menegaskan, para aktivis menginginkan agar Israel memberikan jaminan kebebasan bagi mereka untuk berkunjung ke Palestina. Beberapa dari mereka bahkan lantang menyuarakan agar Negeri Yahudi segera mengakhiri blokade atas Palestina.

"Para aktivis hanyalah sebuah kelompok yang terdiri dari usia 10 sampai dengan 80 tahun, kami bergerak secara damai tanpa senjata," tutur Zemor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar